Widget HTML #1

Membahas Tentang Tembang Macapat

membahas tentang tembang macapat, jenis tembang macapat, contoh tembang macapat, tembang macapat ada berapa, tembang macapat cacahe ana 11 yaiku, urutan tembang macapat, 11 tembang macapat urut,  tembang macapat yaiku, watak tembang macapat, tembang macapat lan tegese, contoh tembang macapat, urutan tembang macapat ing serat wedhatama, jenis tembang macapat, paugerane tembang macapat, filosofi tembang macapat dalam bahasa jawa, contoh tembang macapat yaiku, tembang macapat yaiku dalam bahasa jawa, kang kalebu tembang macapat yaiku, jenis tembang macapat yaiku, jenis-jenis tembang macapat, urutan tembang macapat,tuladhane tembang macapat yaiku, Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmarandana, Gambuh, Dandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh,  Pucung
Tembang Macapat

Macapat merupakan suatu tembang atau puisi tradisionil Jawa. Tembang Macapat memiliki 3 aturan yaitu terdiri dari guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Guru gatra artinya banyaknya jumlah baris dalam satu bait, sedangkan guru wilangan artinya banyaknya jumlah suku kata dalam satu baris, dan sedangkan guru lagu artinya persamaan bunyi sajak pada akhir kata dalam setiap baris.

Macapat sendiri juga tidak hanya ada di Jawa, tetapi juga di temukan dalam kebudayaan di lain yaitu seperti di Bali, Sunda, Sasak, dan juga Madura . Selain itu macapat sempat ditemukan di wilayah Palembang dan Banjarmasin. Umumnya macapat diambil kesimpulan sebagai maca papat-papat yang mempunyai makna dalam bahasa Indonesia yakni membaca empat-empat, yang tujuannya di mana langkah membaca terikat setiap empat suku kata. Tapi hal ini bukanlah salah satau arti dari Macapat, tetapi ada juga penafsiran lain tentang Macapat.

Macapat diprediksikan ada mulai pada akhir dari Majapahit dan dimulainya imbas adanya Walisanga. Tetapi ini hanya bisa disebut untuk kondisi yang berada di Jawa Tengah, karena di wilayah laun seperti di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum kehadiran agama Islam. 

Dimana beberapa dari kreasi kesusastraan classic Jawa dari masa Mataram Baru, pada umumnya dicatat telah menggunakan metrum macapat, yang merupakan sebuah tulisan berupa prosa yang pada umumnya tidak dilihat seperti hasil kreativitas sastra tapi hanya dilihat seperti sebuah daftar isi saja. Beberapa contoh kreativitas sastra Jawa yang dicatat dalam tembang macapat yaitu terhitung seperti Serat Wedhatama, Serat Wulangreh, dan Serat Kalatidha.

Puisi tradisional Jawa biasanya dibagi menjadi tiga barisan yakni ada tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat sendiri digolongkan ke dalam barisan dari tembang cilik dan tembang tengahan, sementara untuk tembang gedhe berdasarkan dari kakawin (puisi tradisionil Jawa Kuno), tetapi pada penggunaannya pada masa Mataram Baru, tidak diterapkan ketidaksamaan antara suku kata pendek atau panjang. Di lain sisi tembang tengahan bisa juga mengarah sebagai sebuah tembang kidung atau sebuah puisi tradisional dengan bahasa Jawa Pertengahan.

Tembang Macapat sendiri juga memiliki aturan-aturan yang berbeda dan lebih mudah untuk diterapkan ketimbang kakawin, karena tembang macapat menggunakan bahasa Jawa dan sangat berbeda dengan kakawin yang dilandaskan menggunakan bahasa Sanskerta.

Tembang Macapat dibagi menjadi berbagai jenis atau nama-nama tembang macapat yang berbeda-beda yang memiliki urutan, arti, filosofi, sifat, dan watak yang berbeda-beda yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia di dunia ini.

Ada 11 jenis tembang macapat yang paling dikenal yang terdiri dari Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmarandana, Gambuh, Dandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pucung.

Berikut adalah arti dan makna 11 tembang macapat yang menceritakan tentang perjalanan kehidupan manusia dari awal sampai akhir atau dari berada di dalam kandungan ibu samapi akhir dari hidup ini atau kematian.

11 Tembang Macapat Urut dan Artinya

1. Tembang Macapat Maskumambang

Tembang Macapat Maskumambang berceritakan  mengenai kondisi di mana manusia saat berada di alam ruh yang selanjutnya dimasukkan dalam kandungan seorang ibu sebagai awal dari tanda-tanda kehidupan pada manusia.

2. Tembang Macapat Mijil

Tembang Macapat Mijil ini gambaran dari proses kelahiran manusia dalam menuju langkah awal dari kehidupan di dunia. Mijil atau berarti mbrojol adalah proses keluarnya jabang bayi yang keluar dari kandungan ibu yang bernama manusia.

3. Tembang Macapat Sinom

Tembang Macapat Sinom yaitu memiliki arti yang menceritakan tentang masa-masa muda di dalam hidup manusia. Masa-masa muda yang penuh dengan keindahan dalam hidup yang dipenuhi dengan keinginan, tujuan, mimpi, dan harapan dalam kehidupan ini.

4. Tembang Macapat Kinanthi

Tembang Macapat Kinanthi menceritakan mengenai saat masa-masa dalam proses pembangunan jatidiri dan melalui jalan ke arah untuk meraih cita-cita untuk bisa menggapai yang menjadi tujuan dalam hidup ini. Kinanti datang dari kata kanthi atau tuntun yang memiliki makna jika kita memerlukan tuntunan yang betul supaya harapan kita dapat diwujudkan di kemudian hari dalam kehidupan ini sebagai manusia.

5. Tembang Macapat Asmaradana

Tembang Macapat Asmaradana yang diambil dari kara Asmara yang bermakna cinta. Dimana pada Tembang Macapat Asmarandan yaitu menceritakan akan saat-saat cerita cinta dalam hidup ini, pertalian cinta,  terlarut dalam lautan kasih cinta yang berapi-api yang terjadi dengan lawan jenisnya yang bisanya terjadi pada masa-masa muda yang penuh dengan kisah cinta.

6. Tembang Macapat Gambuh

Tembang Macapat Gambuh, dimana awalan dari kata gambuh ialah bersatu atau berarti jumbuh. Jadi skema dari Tembang Macapat Gambuh yaitu bercerita masalah tentang loyalitas dalam dunia perkawinan untuk menjadikan satu cinta pada sebuah bahtera rumah tangga dalam menjalin ke jenjang yang lebih serius dalam komitmen cinta dengan pasangan.

7. Tembang Macapat Dhandhanggula

Tembang Macapat Dhandhanggula ini menceritakan tentang perjalanan kehidupan dari seseorang yang sudah mencapai pada tahapan kemapanan dalam masalah sosial dan kesejahteraan, sandang, pangan, dan papan dalam hidup ini yang berarti sudah memiliki kemapanan dalam hidup.

8. Tembang Macapat Durma

Tembang Macapat Durma, dimana kata Durma sendri berawal dari kata darma. Tembang Macapat Durma menceritakan jika seorang sedianya mesti melakukan sedekah dan berbagi dengan sesama agar tetap seimbang yang mencerminkan begitu eratnya hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial.

9. Tembang Macapat Pangkur

Tembang Macapat Pangkur menceritakan tentang hawa nafsu dari manusia. Pangkur atau yang berarti mungkur mempunyai makna untuk bisa menyingkirkan hawa nafsu dan angkara murka, dan gairah negatif yang menggerogoti jiwa dalam diri manusia yang pasti akan hadir setiap saat. Dimana berarti bahwa dalam fase Pangkur adalah waktunya seseorang untuk berfokus ke kehidupan spiritual sebelum menghadapi kematian.

10. Tembang Macapat Megatruh

Tembang Macapat Megatruh, dimana kata Megatruh atau yang berarti megat roh ini mempunyai arti ketika akhir dari kehidupan saat terpisahnya nyawa dari raga seseorang, dimana hal ini menjadi fase terlepasnya ruh manusia ke arah keabadian yang menceritakan tentang kematian dari manusia yang pasti akan terjadi pada semua manusia yang hidup.

11. Tembang Macapat Pucung

Tembang Macapat Pucung, dimana kata Pucung yang berati pocong atau jasad dari manusia yang telah dibalut dengan kain kafan atau mori putih. Tembang Macapat Pucung bercerita fase dimana  tubuh manusia yang telah menghadapi kematian yang kemudian jasad dari manusia tersebut hanya tersisa jasad yang dibalut dengan kain kafan waktu dimakamkan sebagai tempat peristirahatan terakhir dari manusia sebagai akhir dari perjalanan hidup manusia ketika berada di dunia.

Iya, itulah tentang pengertian tembang macapat, sejarah singkat tembang macapat, arti kata macapat, susuan tembang macapat, dan jenis-jenis tembang macapat dan juga arti dari 11 tembang macapat yang paling dikenal. Semoga bermanfaat.

Baca juga: