Pengalaman cedera ACL. Banyak orang mengatakan bahwa masa-masa SMA adalah masa-masa paling menyenangkan dalam hidup, tapi ada juga banyak orang yang mengatakan bahwa masa-masa SMA atau putih abu-abu adalah masa-masa paling tidak menyenangkan.
Salah satu yang menganggap bahwa masa-masa SMA tidak menyenangkan yaitu saya, ya bukan berarti tidak menyenangkan sama sekali, tapi tidak menyenangkannya tidak dalam semua konteks, mungkin salah satu hal yang paling saya nikmati dan menyenangkan pada masa SMA yaitu tentang sebuah perjuangan, menikmati suatu cobaan, dan berusaha untuk bersyukur serta tidak menyalahkan keadaan.
Mungkin hal tersebut adalah sesuatu yang sangat berat dalam hidup ini untuk bisa bersyukur dan berdamai dengan keadaan yang ada saat ini. Masa SMA saya mungkin penuh dengan hal tersebut. Entah juga si mungkin saya terlalu lebay atau gimana ya, tapi ya semua orang punya perspektif sendiri-sendiri dan kehidupannya masing-masing, dimana saya tidak bisa hidup menjadi mereka dan meraka tidak bisa hidup menjadi saya.
Hal yang terjadi pada diri saya yaitu ketika saya mengalami cedera ACL (anterior cruciate ligament) yang terjadi pada masa-masa SMA yang mungkin salah satu masa-masa yang paling menyenangkan dalam hidup ini dan harus dilalui dengan penuh kehampaan dan pembelajaran.
Namun, pastinya banyak juga yang mengalami cedera tersebut pada umur-umur seperti saya atau pun lebih mudah, tetapi saya ingin berbagi pengalaman saya tentang perjuangan saya dalam menghadapi cedera ACL.
Iya, disini saya ingin bercerita tentang pengalaman cedera ACL yang menimpa saya pada waktu SMA dari awal sampai akhir. Disini saya ingin sharing-sharing tentang cedera ACL yang terjadi kepada saya, dan cedera tersebut bukanlah akhir dari hidup kita.
Yuk, langsung saja inilah cerita pengalaman cedera ACL yang terjadi pada diri saya pada waktu SMA.
Pengalaman Cedera ACL
Mendaki gunung setelah cedera acl
Cedera ACL yang terjadi pada diri saya yaitu pada saat saya sedang mengikuti pertandingan bola basket yang digelar di sekolah saya. Ya, saya cuma seorang yang hobi olahraga dan mengikuti ekstrakurikuler bola basket dan mengikuti liga yang di gelar di daerah saya.
Nah, cedera ACL tersebut terjadi pada bulan Desember 2018, namun lupa tanggal berapa tepatnya. Cedera acl tersebut terjadi pada saat saya sedang melakukan defense dan saya tertipu oleh gerak musuh yang akan menembak bola, yang kemudian saya langsung otomatis reflek melompat, namun di situasi tersebut saya melompat dengan rasa ragu, karena saya dalam posisi sudah mendapatkan 3 personal foul dalam pertandingan tersebut.
Cedera ACL tersebut terjadi pada saat saya mendarat dari lompatan dengan perasaan ragu tersebut, dimana pada saat mendarat lutut sebelah kanan saya langsung mengalami bunyi pop yang keras, dan tiba-tiba membuat kaki dan lutut saya terasa sakit dan lemas.
Di posisi tersebut saya masih bisa kembali bangkit dan berlari, namun pada saat berlari lutut saya sangat aneh dimana lutut saya terasa tidak stabil dan goyang-goyang yang membuat saya meminta untuk diganti dan pergi ke pinggir lapangan.
Disitu saya langsung diberi perawatan oleh tim medis yang ada di lapangan, kemudian setelah beberapa menit kemudian lutut terasa sakit dan lemah, namun saya masih ingin ikut bertanding dan mencoba kembali ke lapangan, namun semua itu tidak ada perubahan, malah lutut saya semakin terasa goyang tidak stabil dan sakit, dan saya pun kembali ke pinggir lapangan dan tidak ikut melanjutkan pertandingan tersebut sampai akhir.
Setelah pertandingan tersebut saya benar-benar tidak bisa berjalan sendiri dan harus dibantu oleh teman untuk bisa berjalan, karena pada saat berjalan untuk menapak wuhhh lutut terasa sangat nyeri, sakit, dan terasa bergoyang-goyang tidak stabil lutut saya. Wow, feel so bad.
Kemudian keesokan harinya lutut saya benar-benar bengkak sangat besar dan tidak bisa ditekuk sama sekali. Pada waktu itu saya belum tau menau tentang cedera acl atau apa pun itu, saya kira lutut saya cuma mengalami cedera biasa seperti tulang geser yang dibawa ke tukang urut langsung bisa sembuh. You know lah kalo sebagai orang yang minim pengetahuan tentang hal tersebut pasti akan langsung di bawa ke tukang urut atau tukang pijet seperti saya wkwkwk.
Kalian pasti taulah yang kemudian di lakukan oleh saya. Iya betul sekali, kemudian saya bersama orang tua pergi ke tukang pijat dan tidak ada pengaruh apa-apa pada lutut saya. Tukang pijat tersebut hanya bilang bahwa yang bermasalah adalah otot dan sarafnya.
Beberapa hari setelah dibawa ke tukang pijat dan gonta-ganti tukang pijat lutut masih bermasalah dan terasa sakit dan tidak stabil. Kemudian saya dan orang tua pun berinisiatif untuk mencoba pergi ke dokter.
Namun, waktu itu rumah sakit tempat saya periksa tidak ada dokter ortopedi, yang kemudian dirujuk ke dokter penyakit dalam, dan kemudian saya disuruh untuk rontgen, dan hasil dari rontgen tersebut bagus tidak ada tulang yang bermasalah. Btw dirumah sakit yang saya periksa tersebut masih belum ada MRI, jadi belum bisa mengecek secara keselurahan bagian-bagian dari lutut tersebut.
Kemudian setelah itu saya dirujuk ke dokter rehabilitasi medik. Pada saat itu dokter mengatakan bahwa lutut saya bermasalah, yang mana dokter mengatakan bahwa mungkin ligamen dan meniskusnya ada yang bermasalah. Dokter juga menghawatirkan akan terjadinya peradangan para menisukus saya.
Lalu di poli rehabilitasi medik tersebut selama beberapa bulan saya mendapatkan perawatan secara intensif untuk melakukan fisioterapi, dan alhasil ada perubahan banyak pada lutut saya setelah sekitar 2 bulan saya rest untuk tidak bermain basket.
Setelah merasa lutut agak mendingan saya pun mencoba untuk kembali bermain basket, walupun masih ada rasa trauma dan ragu-ragu. Tetapi pada sekitar 2 bulan tersebut saya sudah bisa kembali berlari dan melakukan lompatan, walupun tidak maksimal dan masih pincang.
Namun, diposisi tersebut saya masih terus bertekad ingin kembali bermain basket. Kemudian saya pun kembali mengikuti latihan, dan juga waktu itu sekitar 1 bulan kurang akan diadakan perlombaan bola basket yaitu POPDA basket (Pekan Olahraga Daerah) yang merupakan salah satu ajang bergengsi di beberapa daerah salah satunya yaitu di daerah saya.
Pada saat itu saya sangat ingin bertekad untuk bisa ikut dalam perlombaan tersebut dan meraih juara serta bisa mewakili daerah ketingkat lebih lanjut, walaupun skill tidak mumpuni tapi saya ingin berusaha berlatih untuk bisa bersaing dengan yang lain, mereka bisa kenapa saya gak bisa ya kan.
Tiba pada saat itu, perlombaan tersebut, ternyata saya bisa bersaing dan ikut dalam perlombaan POPDA tersebut, dimana pada saat itu saya sudah bisa kembali melompat dan kembali berlari walau terasa agak pincang. Ya entahlah apa yang saya pikirkan, sangatlah memaksa sebenarnya.
Di pertandingan pertama dalam ajang POPDA tersebutlah saya kembali mengalami cedera pada lutut saya yang sangat-sangat lebih sakit dari sebelumnya, pada sekitar bulan Februari 2019 rasa sakit yang luar biasa kembali muncul dilutut saya.
Cedera tersebut kembali terjadi di pertandingan, dimana saya masuk dari bangku cadangan. Pada pertandingan tersebut saya sudah melewati beberapa menit tanpa ada kejadian apa pun. Sebenarnya pelatih sudah menginstruksikan untuk tidak melakukan drive ke dalam dan untuk melakukan shooting saja.
Namun, didalam pertandingan pasti ada suatu atmosfir tersendiri yang muncul pada diri kita, di dalam pertandingan tersebut saya merasa sangat sehat, dan kemudian saya mencoba untuk melakukan drive atau penetrasi ke dalam dan melakukan reverse lay up dan saat mendarat disitulah kembali terjadi suatu pop dan lutut bergoyang yang kemudian membuat saya terkapar di lapangan dan mengalami rasa sakit yang sangat-sangat luar biasa.
Saya pun langsung dibawa ke pinggir lapangan dan dilakukan perawatan pada lutut saya, mungkin pada saat cedera pertama yang terjadi sebelumnya tingkat cederanya masih belum begitu parah dan kemudian ditambah cedera yang kedua dan semakin parah cederanya.
Kemudian setelah terjadi cedera tersebut saya pun mencari-cari informasi di internet kenapa lutut saya masih belum sembuh, dan di internet yang muncul tentang cedera lutut yang memiliki gejala dan ciri-ciri yang sama tejadi pada saya yaitu cedera ligamen, dan disebutkan cedera ligamen salah satunya yaitu cedera ACL yang merupakan si raja cedera yang bisa membuat atlet tidak bisa kembali lagi ke lapangan, disitulah mental saya terasa down sejadi-jadinya karena saya sangat mengkhawatirkan tidak bisa kembali berolahraga.
Setelah itu saya dan juga orang tua memutuskan untuk memeriksa lutut saya ke rumah sakit yang lebih bagus, dan benar apa yang saya khawatirkan terjadi dokter kemudian memeriksa dan lalu mendiagnosa bahwa saya mengalami cedera ACL.
Kemudian untuk memastikan bahwa itu benar cedera ACL, dokter menjadwalkan saya untuk melakukan MRI untuk melihat struktur dari ligamen saya, apakah benar terjadi cedera ACL pada lutut saya.
Namun sebelum hasil dari MRI tersebut keluar saya telah menduga bahwa lutut saya bermasalah pada bagian ACL, karena semua gejala cedera ACL yang saya cari di internet sama dengan yang saya alami saat itu.
Lalu setelah menunggu beberapa hari hasil dari MRI pun menyatakan bahwa saya mengalami tear ACL (ACL robek) , selain itu lutut saya juga mengalami partial tear meniscus (meniskus robek sebagian), itulah dimana titik saya merasa benar-benar down dalam hidup ini untuk saat ini.
Kemudian setelah itu, saya dan keluarga berunding tentang apakah akan menjalani operasi atau tidak, karena untuk cedera ACL yang telah robek tidak bisa kembali menyambung kembali, harus dilakukan operasi.
Karena saya yang masih terus kekeh untuk bisa kembali berolahraga dan kembali comeback bermain basket, serta berbagai pertimbangan lainnya untuk masa depan saya, akhirnya diputuskan untuk melakukan operasi.
Kemudian pada bulan ramadhan yaitu pada 8 Mei 2019 saya melakukan operasi, tapi saya melakukan operasi di Rumah Sakit yang berbeda dari RS tempat MRI saya sebelumnya, karena agar semua biaya operasi dapat di klaim oleh BPJS semuanya, walupun jarak dari rumah saya sampai Rumah Sakit tempat operasi agak jauh yaitu sekitar 5 jam. Saya pun melakukan operasi ACL dengan biaya seluruhnya di klaim BPJS.
Dimana saya dalam operasi ACL hanya mengeluarkan biaya untuk membeli knee brace acl dan transportasi pp, dan seluruh biaya lain-lain seperti operasi acl, kruk, dan kamar semuanya di klaim oleh BPJS.
Pada tanggal 8 Mei 2019 saya menjalani operasi ACL pada pagi hari sekitar jam 8 atau 9nan saya masuk ruang operasi, hal itu menjadi pengalaman pertama saya dalam hidup berada pada meja operasi.
Pada operasi ACL tersebut saya hanya dibius setengah badan, namun juga di beri obat tidur dan selama operasi ACL tersebut saya tertidur. Oh iya pada operasi ACL tersebut saya memilih untuk melakukan operasi acl dengan teknik Arthroskopi yaitu dengan membuat lubang kecil pada lutut.
Setelah sekitar beberapa jam operasi ACL saya pun selesai, dan kemudian saya dibawa ke suatu ruang setelah operasi yang berisi orang-orang yang telah menjalani operasi. Disitu saya ditanya berbagai keluhan yang ada dengan agak sedikit tidak sadar karena merasa agak mengantuk.
Namun, beberapa saat kemudian saya merasa dingin, dan kemudian di beri suatu alat yang saya tidak tau apa namanya yang kemudian membuat tubuh tidak merasa dingin kembali.
Setelah operasi tersebut lutut tidak merasa sakit, namun pada malam hari, wuhh lutut terasa sangat pegal hingga membuat saya sulit untuk tidur, namun mungkin itu berbeda tiap orangnya, teman saya juga tidak merasa sakit sama sekali setelah melakukan operasi ACL.
Kemudian setelah beberapa hari dan selanjutnya, perjuangan pun kembali di mulai yaitu melakukan fisioterapi agar lutut bisa kembali seperti semula, yaitu untuk berlatih menekuk, berjalan, dan memperkuat otot-otot kaki khususnya pada otot bagian lutut dan paha.
Setelah sekitar beberapa bulan saya menjalani fisioterapi di Rumah Sakit sampai lutut saya bisa menekuk dan bisa kembali berjalan, yang merupakan suatu perjuangan yang luar biasa yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Lalu setelah saya sudah bisa berjalan, saya melakukan penguatan kaki fisioterapi sendiri dirumah dengan hanya mengandalkan materi yang diberikan sebelumnya, dan disitulah saya merasa kaki saya belum kuat juga setelah beberapa bulan berlalu.
Akhirnya, kemudian saya pun mencari-cari, dan ternyata bahwa pasca operasi acl hal yang sangat wajib dan sangat perlu untuk dijalani yaitu melakukan rehabilitasi yang merupakan suatu kunci kesuksesan dari rekonstruksi ACL. Rehabilitasi dengan melakukan fisioterapi yang progresif membantu untuk memperkuat otot sekitaran lutut dan menaikkan fleksibilitas.
Itulah kesalahan yang saya buat, dimana saya tidak melakukan fisioterapi secara rutin dan tanpa panduan dari ahlinya, karena fisioterapi tersebut memiliki tahap-tahapan untuk bisa kembali comeback untuk melakukan aktivitas berat seperti kembali bermain basket.
Kemudian karena jarak yang jauh dengan rumah sakit tempat saya melakukan fisioterapi, saya pun kemudian berpindah tempat fisioterapi yang lebih dekat, walupun masih harus menempuh waktu sekitar 3 jam lebih dari rumah saya.
Disitulah perjuangan setelah melakukan operasi ACL di mulai yaitu menjalani fisioterapi secara rutin untuk bisa kembali melakukan olahraga dan untuk kembali bermain basket.
Setelah perjuangan yang harus dilakukan secara rutin dan konsisten yang memberikan banyak pengalaman dan pelajaran hidup dalam kehidupan ini bagi saya pun akhirnya bisa sampai titik dimana sekitar satu tahunan lebih saya sudah bisa kembali berolahraga dan bermain basket sampai dengan sekarang.
Umumnya untuk pulih dari cedera ACL, seorang memerlukan waktu delapan sampai 12 bulan. Tetapi, untuk beberapa atlet, dalam waktu 6 bulan cukup untuk mereka untuk pulih dari cedera ACL, hal ini apabila mereka mengikuti proses pengobatan dan proses fisioterapi secara berkala dan benar.
Iya, itulah tentang suatu pengalaman spesial saya dalam hidup ini yaitu mengalami cedera ACL. Disitulah sesuatu yang merupakan titik di mana saya meras paling down dalam hidup saya, memang benar kata-kata yang mengatakan bahwa hidup ini bagaikan roda berputar, kadang di bawah dan kadang di atas, dan saat itulah saya berada di posisi bawah dalam perputaran roda tersebut, seperti halnya perputaran kehidupan, dimana kehidupan terus berjalan tanpa henti.
Namun pada titik cedera ACL itulah saya belajar banyak hal tentang kehidupan ini, belajar tentang bagaimana caranya untuk bisa bersyukur, menerima keadaan yang ada untuk saat ini, belajar tentang suatu perjuangan, kerja keras, dan berbagai hal yang sangat banyak tentang kehidupan ini yang bisa membuat saya terus berusaha dan berjuang dalam kehidupan ini.
Semoga kalian yang sedang berjuang dengan cedera ACL semoga cepat sembuh, tetap semangat, terus berjuang, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur untuk bisa menerima keadaan tersebut.
Nikmatilah setiap momen dalam hidup mu, baik itu sedih atau bahagia. Karena di setiap momen tersebut pasti akan terselip suatu hikmah dan pelajaran yang berharga dalam hidup ini.
Ya inilah kehidupan, kehidupan yang terus berjalan dan tak pernah berhenti sebelum kembali ke Tuhan yang maha esa. Kehidupan yang tak mungkin untuk memutar ulang suatu momen atau waktu dan kembali ke masa lalu untuk bisa mengubah masa depan.
Tapi percayalah lah Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan, laluilah semua itu terus berjuang karena semua orang pasti akan bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik apabila mempunyai kemaun.
Saya sangatlah berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalam melalui momen kehidupan tersebut sampai sampai sekarang yang selalu memberi dukungan dan semangat pada saya, khususnya yaitu semua keluarga saya yang sangat berharga bagi saya, salah satunya yaitu Ayah dan Ibu saya.
Memang setiap manusia memiliki kisah cerita hidup masing-masing, pastinya masih banyak yang mengalami cedera yang lebih parah dari pada saya dan berbagai kisah hidup yang lebih berat dari yang saya alami. Mungkin saya terlalu lebay atau gimana, tapi saya cuma ingin berbagi kepada orang lain tentang pengalaman saya ketika mengalami cedera ACL dan operasi ACL yang sangat berpengaruh besar terhadap mental diri saya.
Mohon maaf karena tulisan dari saya sangatlah acak-acakan dan tidak karuan. Terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat. Selalu semangat dalam menempuh kehidupan ini karena pasti kita bisa melewati semua situasi yang berat dalam hidup ini.
Apabila ada yang ingin bertanya-tanya tentang pengalaman saya dalam cedera acl bisa menghubungi saya: klik disini.
Kembali berolahraga dan bermain basket setelah operasi ACL. Hanya hobi dan hiburan dengan skill noob player.